Mengenal Austin Russell, Si Konglomerat Muda yang DO dari Kampus

Ichsan

austin russel

Thecronutproject.com – Inovasi tanpa diterapkan dan dikomersialisasi tentu tidak akan menghasilkan sebuah kesuksesan. Hal itu diyakini pendiri sekaligus CEO Luminar Technology, Austin Russel, pada tahun ini ia menjadi orang paling kaya termuda versi Forbes dengan usahanya sendiri.

Per Kamis (26/5), Forbes mencatatkan bahwa harta kekayaan pemuda yang berusia 26 tahun tersebut sebesar US$2,2 miliar atau jika dirupiahkan sekitar 31,46 triliun (dengan kurs Rp14.300 untuk 1 dolar AS).

Mengutip laman biographyinsider.com, Austin Kingsley Russell lahir pada 13 Maret 1995, di Newport Beach, California. Sejak kecil kejeniusannya sudah terlihat. Forbes melaporkan bahwa ia bisa menghafal tabel periodik unsur kimia semenjak usia dua tahun.

Ketika orang tuanya menolak membelikannya sebuah telepon seluler, ia justru mengotak-atik alat dengan WiFi dan juga sistem konsol permainan genggam supaya bisa memiliki fungsi layaknya alat komunikasi tersebut.

Pada usianya 13 tahun, Russel mempunyaii hak paten atas penemuan sistem daur ulang air tanah yang dapat mengumpulkan air dari sebuah alat penyiram sehingga jauh lebih efisien. Selang dua tahun kemudian, ia menemukan sebuah keyboard hologram yang dapat membantu dirinya mencatat bahan pelajarannya.

Berkat otak yang gemilang, Russel bisa langsung melanjutkan pendidikan di Irvine Beckman Laser Institute, Univeritas California, yaitu tanpa perlu menempuh Sekolah Menengah Atas. Beberapa bulan kemudian, ia pindah ke Universitas Stanford demi mempelajari ilmu Fisika Aplikasi.

Baca juga: Bitcoin Anjlok ke Harga Terendah selama 10 Tahun Terakhir

Namun, ia tidak lulus dari bangku universitas tersebut. Austin drop out dari Stanford setelah memenangkan beasiswa sebesar US$100 ribu yang diberikan Peter Thiel, salah satu pendiri Paypal.

Pada usia yang ke-17 tahun, uang tadi digunakan untuk memulai Luminar Technology, sebuah perusahaan rintisan yang bergerak di perangkat mobil tanpa awak.

Ketertarikannya terhadap laser dan optik semenjak masih kecil membuatnya menciptakan teknologi Lidar, sebuah pemindai laser yang memberi pandangan tiga dimensi terhadap lingkungan sekitar di mobil yang bisa mengemudi sendiri itu.

“Saya senantiasa mengetahui bahsa dunia akademik tidak akan pernah menjadi rute yang sepenuhnya benar untuk (teknologi sekarang karena jika Anda berkeinginan memberi dampak besar bagi dunia, maka terjebak di dalam laboratorium bukanlah hal tepat. Anda harus dapat mengkomersialisasikannya. Anda perlu membuatnya layak dari segi ekonomi,” jelasnya dalam sebuah wawancara bersama Fox Business.

Russell menghantarkan Luminar menapaki di bursa saham Amerika Serikat di bulan Desember 2020 kemarim, saat usianya 25 tahun. Langkah tersebut menjadikannya sebagai orang kaya termuda dunia versi Forbes berkat usaha sendiri.

Untuk sekarang, nilai kapitalisasi pasar Luminar sudah mencapai angka US$7,15 miliar di mana satu per tiga saham tersebut dimiliki Russell. Teknologi Lidar besutan Luminar juga sudah diterapkan oleh beberapa produsen mobil otonom dunia. Sebut saja Mobileye, Daimler Truck, dan VolVo.

Menurut Russell, salah satu faktor penting di dalam membangun bisnis teknologi yaitu mempunyai visi strategis yang sesuai dengan inovasi. Hal ini penting dibandingkan sekadar mendedikasikan waktu selama berjam-jam tanpa visi jelas.

“Aku masih relatif muda namun ada banyak darah, air mata dan keringat selama membangun ini. Aku beruntung dapat memberi hasil yang cukup bagus,” jelas Russell di dalam salah satu wawancaranya bersama Forbes belum lama ini.

Ke depan, Russell masih ingin terus mengembangkan teknologi optik tersebut supaya lebih terjangkau dan dipakai oleh banyak orang.

“Kami membangun perusahaan agar menjadi bisnis jangka panjang,” jelasnya.

Baca berita menarik dari TheCronutProject di GOOGLE NEWS

Baca juga

Bagikan:

Ichsan

Seorang content writer yang ingin selalu belajar menjadi lebih baik lagi

Tinggalkan komentar